SERBA SERBI ASI PERAH
Menyusui jelas bukan hal yang mudah, membutuhkan perjuangan yang luar biasa untuk bisa berhasil menyusui hingga 2 tahun atau lebih. Gak ada seorang ibu pun yang berhasil menyusui dengan mudah, apalagi jika Anda adalah ibu bekerja yang tidak bisa setiap saat berada di sisi si kecil. Yup, zaman sekarang banyak ibu yang memutuskan tetap berkarir bahkan setelah dia memiliki anak, dengan berbagai alasan, mulai dari membantu perekonomian keluarga hingga hanya utk mencari kepuasan batin. Tidak sedikit ibu yang akhirnya menyerah ke produk pengganti ASI dengan alasan ‘aku kan harus bekerja, jadi harus campur doonk, kalau gak nanti baby kelaparan’, atau bahkan ada juga yang dibujuk oleh keluarga seperti ‘kasih sufor aja, biar bebas bepergian/kerja’.
Tapi sadarkah kita bahwa terus berkarir itu adalah keputusan dan keinginan kita sendiri bukan permintaan anak kita, bahwa di saat kita memutuskan untuk ingin memiliki anak dan menjadi seorang ibu, kita memang sudah tidak menjadi orang bebas seperti saat lajang, dan bahwa ASI adalah BUKTI CINTA dan HAK MUTLAK anak2 kita?? Bukankah bukan anak kita yang meminta untuk dilahirkan, tapi kitalah yg menginginkan mereka untuk hadir?? Lalu masa seh saat si kecil udah hadir kita gak mau berusaha lebih keras lagi untuk memberikan hak mereka, apalagi kalau kita gak bisa selalu berada di sampingnya ;)
Lalu bagaimana jika kita adalah ibu bekerja yang tidak bisa selalu berada di samping anak kita? Apakah kita tidak bisa lagi memberikan ASI untuk anak kita? Tentu kita masih bisa terus memberikan ASI untuk si kecil ^^ Memerah ASI adalah salah satu alternatif agar ibu bisa tetap memberikan ASI saat berada jauh dr si kecil. Tetapi masih banyak ibu yg belum mengetahui bagaimana caranya memerah ASI, dan bagaimana cara menyimpan serta memberikannya kepada bayi.
Naaah biar ibu2 gak bingung lagi, aku coba buatkan tulisan ttg ASI Perah (yg selanjutnya akan disebut ASIP) yaah ;)
MEMERAH/MEMOMPA ASI
Apa sih bedanya memerah dengan memompa ASI? Kalau menurut aku sih memerah ASI adalah istilah yang digunakan jika kita menggunakan tangan untuk memerah, sedangkan jika kita menggunakan Breastpump (selanjutnya akan disebut BP) maka istilahnya menjadi memompa ASI
Sebenarnya teknik memerah ASI lebih direkomendasikan karena bisa lebih maksimal dalam mengosongkan payudara, lebih hemat dan praktis. Tetapi pada kasus tertentu memang kurang memungkinkan kita untuk memerah ASI, jadi kita membutuhkan bantuan BP. Seperti pengalamanku, karena tanganku ada cidera yang membuat ngilu jika harus memerah, jadi aku pake BP dan finishingnya baru diperah, apalagi aku juga marketing yang mobile banget, jadi harus pumping everywhere, anytime, jadi BP ini berguna banget (susah juga perah ASI tapi pake nursing apron heheheheh) :p
PERSIAPAN MEMERAH ASI :
- Cuci bersih kedua tangan ibu dengan benar dan menggunakan sabun.
- Usahakan relaks dan pilihlah tempat atau ruangan untuk memerah ASI yang tenang dan nyaman.
- Kompres payudara dengan air hangat. Gunakan handuk kecil, waslap, atau kain lembut lainnya.
- Mulailah mengurut payudara dengan langkah sebagai berikut:
- Massage
- Pergunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.
- Bila payudara besar, gunakan keempat jari.
- Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan gerakan spiral ke arah puting susu.
- Stroke
- Dengan menggunakan jari-jari tangan, tekan-tekanlah payudara secara lembut. Dari dasar payudara ke arah puting susu dengan garis lurus, kemudian dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian payudara.
- Dengan menggunakan sisir yang bergigi lebar, "sisirlah" payudara secara lembut, dari dasar payudara ke arah puting susu.
- Dengan ujung jari, lakukan stroke dari dasar payudara ke arah puting susu.
- Shake
Dengan posisi tubuh condong ke depan, kocok/goyangkan payudara dengan lembut, biarkan daya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI.
Teknik memerah ASI dengan tangan metode massage, stroking, dan shaking yang disebut metode Marmet dikembangkan oleh Chele Marmet, seorang Lactation Consultant yang menjadi Direktur Lactation Institute di California.
MEMERAH DENGAN TANGAN
- Letakkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah payudara sebagai jam, maka posisi/arah ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga "gudang" ASI berada di bawahnya.
- Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
- Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang puting susu. Jangan menggesekkan ibu jari dan jari-jari pada kulit karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
- Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke arah jam 11 dan jari-jari ke arah jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
- Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI. Jangan lupa untuk meletakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.
Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:
- Massage, stroke, dan shake.
- Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara.
Sebagai catatan, waktu yang dibutuhkan untuk memerah ASI di atas hanyalah patokan saja. Bila pasokan ASI sudah baik/banyak, patokan tersebut dapat diabaikan karena patokan waktu ini bermanfaat bila ASI hanya keluar sedikit atau bahkan belum keluar sama sekali. Yang justru harus diperhatikan adalah aliran ASI. Bila mulai berkurang alirannya segera ganti dengan memerah payudara berikutnya.
PENYIMPANAN DAN PEMBERIAN ASIP
Karakteristik Visual dari ASI dan Aroma ASI
Banyak yang membayangkan bahwa ASI akan tampak seperti susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapan pun (homogenized). ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Goyangkan perlahan wadah berisi ASI peras tersebut, hingga menjadi larutan homogen kembali (jangan dikocok karena akan merusak rangkaian asam amino di dalamnya).
Tampilan dari ASI berbeda2 tiap waktu sesuai karena kandungannya pun berbeda2 tiap saat. Termasuk juga kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan / pemompaan akan terlihat “lebih encer” dari ASI yang dikeluarkan di menit-menit berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (karena letaknya di depan, ini kaya akan protein). Sedangkan ASI yang keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (karena letaknya yang lebih belakang, kaya akan lemak). Warna dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yang ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam minuman soda, minuman buah-buahan dan hidangan penutup yang mengandung gelatin diduga membuat warna ASI menjadi pink atau oranye kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang mengkonsumsi minuman kesegaran yang berwarna hijau, rumput laut, atau sayuran berwarna hijau.
ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat terus menyusui bayinya. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.
Bagaimana dengan aroma atau rasanya? Umumnya ASI segar berbau / beraroma manis. Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Karena itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dg tatacara penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.
Wadah penyimpanan ASI
Pertanyaan yang sering diajukan para ibu, terutama ibu bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.
ASIP sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup untuk sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASIP juga dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena mudah bocor dan ASIP akan terbuang.
ASIP bisa awet hingga 6bln asal cara penyimpanannya tepat. Daya tahan ASIP akan berbeda-beda tergantung suhu penyimpanan ;) Berikut adalah tata cara penyimpanan ASIP menurut Organisasi laktasi internasional, La Leche League:
- Suhu ruang (19-26C) : 4 (ideal) s.d. 6 jam(dapat diterima)
- Cooler bag/termos/tempat yang ada penahan dinginnya (-15 s.d. -4C): 24 jam, jangan sering-sering dibuka-tutup, lengkapi dengan es batu/ice gel/ice pack agar lebih tahan lama.
- Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu kurang dari -4 C : 72 jam (ideal) hingga 8 hari (dapat diterima dg catatan sangat hati2 dan bersih dalam prosedurnya). Simpan sejauh/sedalam mungkin di bagian belakang kulkas, jangan di pintu.
- Freezer dalam kulkas (kulkas satu pintu) (-15C): 2 minggu.
- Freezer terpisah dengan kulkas (kulkas dua pintu) (-18C): 1-6 bulan.
- Freezer khusus berbentuk peti (bukaan atas) (-20C): 6 bulan-setahun.
Interval waktu tersebut amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan.
Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASIP. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Karenanya jika ibu memiliki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.
Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya sedapat mungkin menggunakan ASI segar.
Jika tidak ada lemari pendingin
Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian jauh dr bayi utk waktu lama tidak ditemukan kulkas, maka ibu dapat menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.
Tips memberikan ASI peras/pompa ke bayi
Berikut tips singkat untuk membeirkan ASI yang telah disimpan untuk si kecil :
- Untuk ASI yang dibekukan (dari freezer), amat disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu kulkas bawah (ASIP akan mencair sekitar 12 jam). Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada keran air hangat atau rendamlah wadah berisi ASI dlm wadah lebih besar berisi air hangat.
- JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus ASI. Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi / zat imun! (pengecualian jika enzim lipase tinggi --biasanya ASIP seperti berbau sabun-- maka adakalanya perlu dilakukan scalding -- hanya jika bayi menolak)
- JANGAN menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI.
- Goyangkanlah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.
- Berikan dengan sendok, pipet, dsb. Untuk bayi < 4 bulan disarankan utk tidak menggunakan dot, karena adanya risiko bingung puting
- ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya digunakan < 24 jam. Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu simpanlah ASI dalam jumlah yang cukup (sekali minum) agar cairan emas tersebut tidak terbuang.
Dalam http://female.kompas.com/read/2010/03/29/19540273/Cara.Menyimpan.ASI.yang.Benar dijelaskan bahwa setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus, yakni:
- Ambil ASIP yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASIP (yang pertama diperah harus diberikan lebih dulu). Catatlah waktu dan tanggal pemerahan di wadah penyimpanan ASIP tersebut.
- Untuk ASIP yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan.
- Untuk ASIP beku, keluarkan botol susu yang berisi ASIP beku. Setengah jam sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau pindahkan ASIP beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya. Saat akan digunakan esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASIP beku yang dicairkan dapat tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan membekukan kembali ASIP yang sudah dipindah ke lemari pendingin tersebut.
- Jangan memanaskan di atas kompor dan microwave karena akan merusak kandungan vitamin dalam ASIP.
- Buanglah ASIP yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan menyimpan kembali ke lemari pendingin atau dipanaskan lagi.
- Berikan ASIP dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap atau bisa jg berikan menggunakan cup feeder.
Nah, jadi sekarang udah gak ragu lagi kaan untuk terus ASI walau harus bekerja atau jauh dari anak? Walau gak gampang, tapi patut diperjuangkan looh, aku WM yg masih terus ASI ampe sekarang, dan akan terus ASI hingga anak weaning with love, pokoke hingga tetes ASI terakhir… CHEERS MOMS, HAPPY BREASTFEEDING ^^
Sumber :
- http://health.groups.yahoo.com/group/asiforbaby/files/Memerah%2C%20Memompa%20dan%20Menyimpan%20ASI/
- http://tips4moms.wordpress.com/2008/07/26/serba-serbi-penyimpanan-asi-peras-pompa/
- http://female.kompas.com/read/2010/03/29/19540273/Cara.Menyimpan.ASI.yang.Benar
- http://www.lalecheleague.org/faq/milkstorage.html
No comments:
Post a Comment