Monday, January 19, 2015

Dr. Hiromi Shinya: Semua Susu Sapi Komersial Itu Buruk!

Untuk profil Dr. Hiromi Shinya  bisa dilihat di : http://en.wikipedia.org/wiki/Hiromi_Shinya

Sedikit banyak aku sudah pernah dengar kabar kontroversial yang bilang “minum susu sapi ternyata tidak bagus bagi kesehatan”. Masih setengah paham, aku tidak terlalu strictmelarang atau menganjurkan minum susu. Sama seperti anggota komunitas pendukung ASIX lainnya, aku hanya ketat dalam hal menolak susu formula sebagai pengganti ASI. Aku juga menolak susu bubuk dan lebih memilih susu cair ter-pasteurisasi atau susu UHT. Namun sekarang, setelah membaca tuntas The Miracle of Enzyme tulisan dokter Hiromi Shinya, persepsiku tentang susu menjadi final. Ternyata susu sapi, apalagi susu sapi komersial, memang betul-betul tidak bagus untuk dikonsumsi manusia! Mengapa? Aku coba tata kembali argumen Dokter Shinya dalam bukunya secara runtut di bawah ini.


SUSU SAPI UNTUK ANAK SAPI

Nutrisi dalam susu sapi memang didesain untuk kebutuhan anak sapi. Di dunia alami, setiap bayi spesies mamalia menyusu kepada induknya sendiri, minum susu spesiesnya sendiri, karena susu itu pasti cocok dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Inilah cara kerja alam. Hanya manusia yang dengan sengaja mengambil susu dari spesies lain, mengolahnya, dan meminumnya. Padahal, yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi manusia. Ini bertentangan dengan hukum alam.

Secara umum, jenis nutrisi susu sapi dengan ASI sepertinya mirip. Ada protein, lemak, laktosa, zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan vitamin. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi keduanya sangat berbeda. Misalnya saja, kandungan laktoferinnya. Zat antioksidan ini berguna untuk memperkuat fungsi sistem kekebalan tubuh, terdapat baik dalam susu sapi maupun ASI. Namun, rasio laktoferin dalam ASI adalah 0,15% sementara laktoferin susu sapi hanya 0,01%. Contoh lain, kandungan laktosa dalam ASI sekitar 7%, sementara dalam susu sapi hanya 4,5%. Tampaknya bayi-bayi yang baru lahir dari spesies yang berbeda membutuhkan jumlah dan rasio nutrisi yang berbeda pula.


SUSU SAPI SULIT DICERNA MANUSIA

Karena bentuknya cair, orang-orang sering meminum susu bagaikan air saat mereka haus. Ini sebuah kesalahan besar. Komponen protein utama (sekitar 80%) susu sapi bernama kasein. Protein ini langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung manusia, jadi sangat sulit dicerna oleh sistem pencernaan kita.

Kandungan susu sapi akan semakin sulit dicerna oleh manusia yang sudah dewasa. Memang di alam bebas, hewan yang minum susu hanyalah bayi yang baru lahir. Bahkan, ASI dari spesies manusia pun sebetulnya tidak didesain untuk konsumsi manusia dewasa. Laktoferin, contohnya. Zat ini akan terurai begitu terkena asam lambung. Bayi dapat mengkonsumsi banyak nutrisi laktoferin karena lambungnya belum sempurna dan produksi asam lambungnya baru sedikit.

Contoh lain adalah laktosa, zat gula yang terdapat dalam susu mamalia. Untuk mencerna laktosa, kita butuh enzim laktase. Enzim ini banyak dimiliki oleh tubuh bayi, namun jumlah enzim ini akan berkurang seiring usia. Jika setelah minum susu kita merasakan gejala perut bergemuruh atau diare, itu adalah akibat ketidakmampuan tubuh kita mencerna laktosa. Menghilangnya enzim laktosa saat kita beranjak dewasa merupakan cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan minuman untuk orang dewasa.


SEMUA SUSU SAPI KOMERSIAL BURUK BAGI TUBUH

Susu sapi dalam bentuknya yang segar saja sudah sulit dicerna manusia, apalagi setelah menjadi susu sapi komersial. Proses pengolahan susu sapi komersial membuat susu sapi bukan hanya sulit dicerna, tapi bahkan berbahaya dan berdampak buruk bagi tubuh.

Pertama, susu sapi komersial mengalami proses homogenisasi. Jika susu sapi segar dibiarkan, lemaknya lama-kelamaan akan mengapung di permukaan. Di pabrik, lemak ini diaduk dengan mesin sampai kadarnya merata di seluruh susu, tidak akan terpisah lagi seperti saat masih segar. Dampak proses ini adalah terjadi perikatan lemak susu dengan oksigen menjadi lemak teroksidasi (terhidrogenisasi). Jika diminum, susu homogen ini mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat dan merusak keseimbangan flora usus kita. Akibatnya, racun-racun seperti radikal bebas, hidrogen sulfida, dan amonia terproduksi.

Kedua, setelah dihomogenisasi, susu sapi komersial masih melewati proses pasteurisasi. Proses ini tujuannya menekan perkembangbiakan berbagai kuman dan bakteri. Metode yang paling banyak digunakan adalah pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat (HTST: lebih dari 72◦C selama 15 detik lebih) atau suhu sangat tinggi waktu singkat (UHT: lebih dari 120-130◦C selama 2 detik atau sampai dengan 150◦C selama 1 detik). Enzim-enzim yang berharga dalam susu mulai terurai pada suhu 48◦C dan pada suhu 115◦C sudah hancur seluruhnya. Oleh karena itu, terlepas dari lama waktu pemrosesan, pada suhu pasteurisasi mencapai 130◦C, enzim telah hampir seluruhnya rusak. Susu itu menjadi makanan yang mati, tidak mempunyai daya hidup lagi. Selain itu, efek samping pasteurisasi suhu tinggi adalah meningkatknya kadar lemak teroksidasi serta berubahnya kualitas protein susu. Laktoferin, yang sensitif terhadap panas, juga rusak. Itu sebabnya Dokter Shinya menegaskan: “Susu sapi yang dijual di supermarket seluruh dunia tidak baik bagi Anda.”


TERLALU BANYAK SUSU MENYEBABKAN OSTEOPOROSIS

Anggapan bahwa minum susu dapat mencegah osteoporosis adalah suatu miskonsepsi alias mitos! Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. Saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat. Tubuh berusaha mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, kalau kita minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya justru berkebalikan: jumlah total kalsium dalam tubuh kita justru menurun. Tak heran, dari empat negara peminum susu terbesar (Amerika-Swedia-Denmark-Finlandia), ditemukan banyak sekali kasus retak tulang panggul dan osteoporosis. Sebaliknya, hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang semasa rakyat Jepang tidak minum susu. Konsumsi kalsium yang mereka peroleh dari ikan-ikan kecil dan rumput laut yang walaupun tidak cepat terserap dalam darah ternyata dalam jangka panjang justru berdampak baik.


RISIKO-RISIKO LAIN

Dokter Shinya sendiri menyaksikan dampak buruk konsumsi susu sapi dan produk-produk susu pada anak-anaknya semasa mereka masih kecil. Yang sulung menderita dermatitis atopik (ruam kulit parah), yang kecil mengalami gejala-gejala awal kolitis ulserativa (radang parah dengan tukak di dalam usus besar) seperti diare dan kotoran berdarah. Namun, setelah konsumsi dihentikan, semua penyakit itu menghilang dengan sendirinya.

Secara medis, sudah banyak laporan yang menguatkan pendapat Dokter Shinya bahwa konsumsi susu sapi dan produk-produk susu bisa memicu berbagai jenis alergi dan penyakit gaya hidup, termasuk diabetes, pada anak. Jika wanita hamil minum susu, anak-anak yang ia lahirkan juga lebih mudah terjangkit alergi-alergi itu.

Saturday, January 10, 2015

Mengelola 9 Kecerdasan Sejak Usia Emas Pada Anak

Kini orangtua sangat menyadari pentingnya mengembangkan tingkat kecerdasan anak sebagai salah satu cara untuk memastikan kesuksesan anak di masa depan. ‘Kecerdasan’ disini secara umum mengarah pada kemampuan sang anak untuk menerima, memproses dan mengaplikasikan.

Tahun 1980 Howard Garner mengembangkan sebuah konsep mengenai ragam kecerdasan. Menurut konsep tersebut manusia perlu untuk menyerap dan memproses berbagai tipe informasi yang berbeda.

Gardner membagi kecerdasan menjadi 9 jenis yaitu sebagai berikut:
- Kecerdasan Linguistik - Kecerdasan Musikal - Kecerdassan Logika-Matematika - Kecerdasan Spasial - Kecerdasan Tubuh-Kinestetik - Kecerdasan Intrapersonal - Kecerdasan Interpersonal
Untuk memastikan balita kita tumbuh dan berkembang dengan baik dan seimbang, kita sebagai orangtua sebaiknya menyediakan kesempatan bagi anak untuk berkembang di setiap jenis kecerdasan ini.

1. Kecerdasan Linguistik
Mengarah pada kemampuan anak-anak  untuk menggunakan bahasa dalam mengkomunikasikan ide-idenya baik secara lisan maupun tulisan. Manusia dengan tingkat kecerdasan linguistik yang tinggi kebanyakan adalah pembicara dan atau penulis yang baik dan merupakan orang-orang yang menghargai literatur.

Orangtua dapat mendorong  anak  untuk mengembangkan kecerdasan linguistik mereka dengan mulai membaca sejak dini, mengenalkan mereka berbagai bahasa yang berbeda dan beragam baik. Sangat penting untuk mendorong balita kita untuk berbicara dan mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan mereka. Sisihan waktu untuk berkomunikasi dengan balita Anda mengenai pengalaman kesehariannya, ide-ide, acara TV dan karakter kartun favorit, sahabat mereka, atau orang-orang yang baru ditemuinya. Kemampuan berbahasa akan meningkat jika sering digunakan.

2. Kecedasaran Musikal
Mengarah pada kemampuan untuk memproses dan mengaplikasikan informasi musikal. Orang-orang dengan kecerdasan musikal yang tinggi akan memiliki apresiasi pada musik dan juga akan lebih cepat menguasai instrumen musik. Orangtua dapat mendorong anak-anak  untuk mengembangkan kecerdasan musikal dengan cara mengenalkan musik sejak dini.

Beberapa psikolog berpendapat bahwa dengan memainkan alat musik, dalam hal ini musik klasik dan tradisional, pada bayi, akan membantu melatih otak mereka untuk memproses, mengatur dan membedakan antara bunyi, irama dan ritme yang berbeda-beda. Pada umumnya sejak usia 2 tahun balita sudah bisa menikmati sesi bernyanyi bersama dengan orang tua mereka. Orangtua bisa mulai dengan mengajari mereka lagu-lagu tradisional yang sederhana.

Orangtua juga bisa mendorong balita kita untuk mempelajari instrumen musik, piano adalah yang terpopuler. Yang terpenting dan harus diingat adalah jangan sampai sang balita merasa dipaksa. Orangtua bisa memupuk ketertarikan mereka pada musik dengan cara mengajak mereka untuk ikut menghadiri dan menyaksikan konser-konser musik yang dapat memberi mereka inspirasi.

3Kecerdasan Logika-Matematika
Mengarah pada kemampuan untuk memproses dan menganalisa informasi abstrak secara sistematis dan numerik. Orang-orang dengan kecerdasan logika-matematika tinggi akan kuat dalam pelajaran-pelajaran sains dan matematika di sekolah.

Orangtua dapat mulai mengembangkan kemampuan matematika sang anak dengan mengaplikasikan matematika dalam keseharian mereka. Menghitung, menjumlah dan mengurang dapat dijadikan bagian dari aktivitas bermain ataupun pada saat berberlanja di supermarket.

Untuk mengembangkan kemampuan balita dalam hal sains, kita dapat mendorong balita untuk lebih memperhatikan dan mengobservasi alam sekitar. Balita kita dapat menjumpai berbagai macam observasi, dari mulai bagaimana tumbuhan tumbuh sampai tingkah laku hewan di halaman rumah atau di taman kota terdekat.


4Kecerdasan Spasial
Mengarah pada kemampuan untuk memproses informasi mengenai bagaimana sebuah objek menempati sebuah ruang dan hubungannya dengan objek lain. Sebagai contoh, seorang atlet catur, memiliki kecerdasan spasial yang tinggi, yang menyebabkan mereka mampu menganalisa posisi bidak-bidak catur yang berbeda tersebut di atas papan dan memposisikannya saling berhadapan dan melawan satu sama lain. Seniman dan desainer interior, yang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membentuk ide kreatif dan bagaimana menggunakan ruang, juga memiliki kecerdasan spasial yang tinggi.

Orang tua dapat membantu balita mereka mengembangkan kecerdasan spasial mereka dengan cara mengajak sang balita untuk bermain permainan-permainan logika sederhana seperti bola bekel, dakon, monopoli, ular tangga, halma, puzzle dan kemudian baru beranjak ke permainan yang lebih rumit seperti catur dan catur cina. Orangtua juga dapat mengembangkan kecerdasan spasial balita dengan mengajak balita untuk menggambar dan melukis.

5. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik
Mengarah pada kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan fisik. Penari dan atlet adalah mereka yang biasanya memiliki kecerdasan tubuh-kinestetik yang tinggi. Orangtua dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik dengan membiarkan mereka bermain di ruang terbuka dimana mereka bisa berlari dan menanjak. Ajak mereka bermain selama satu jam ke taman bermain setiap harinya, ini akan sangat membantu anak mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik mereka dimana mereka mempelajari bagaimana proses tubuh mereka bergerak dan meregang.

Banyak anak di usia dini sangat menyukai menari. Menari adalah aktivitas natural yang merefleksikan keceriaan dan energi muda mereka, di samping juga menjadi salah satu cara efektif untuk mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik mereka. Menginjak usia anak 4-5 tahun, orang tua mulai dapat mengenalkan anak  pada berbagai olahraga yang mencakup gerakan-gerakan sederhana seperti sepak bola, basket renang, bola voli dan lain-lain. Kemudian dapat dilanjutkan dengan mengajari olahraga yang lebih kompleks dan membutuhkan koordinasi yang baik seperti bulu tangkis  dan tenis meja. Yang penting untuk diingat adalah sebaiknya orangtua menghindari keinginan untuk menjadi kompetitif dan memaksa sang anak terlalu keras pada usia dini.Biarkan anak memilih olahraga apa yang paling menarik minatnya.

6. Kecerdasan Intrapersonal
Mengarah pada kemampuan memproses informasi mengenai apa yang kita pikirkan dan rasakan. Termasuk juga dengan emosi yang sensitif dan kemampuan untuk mengerti dan mengatur emosi ini. Kita dapat membantu balita untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal mereka dengan mendorong mereka menceritakan apa yang mereka rasakan. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti ‘Apa yang kamu rasakan terhadap hal ini?’ atau ‘mengapa kamu merasa seperti ini?’ akan membantu anak mengidentifikasi perasaan mereka. Juga akan sangat membantu dengan memberikan contoh pada balita bagaimana mengekspresikan emosi dan pemikiran dengan sehat dan baik. Sebagai orangtua kita menunjukkan bagaimana mengatur emosi-emosi destruktif seperti kemarahan dan stress.

7. Kecerdasan Interpersonal
Mengarah pada kemampuan untuk memproses informasi mengenai bagaimana dan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain. Kecerdasan jenis ini penting untuk membantu kita berelasi dan berkomunikasi dengan sesama. Hal ini juga penting dalam membantu anak usia dini untuk berteman dan bersosialisasi.

Kita dapat membantu anak mengembangkan kecerdasan interpersonal dengan mengajak mereka memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain di sekitarnya. Bahkan ketika sedang menonton televisi, kita dapat menanyakan kepada balita seperti ‘bagaimana menurutmu perasaan orang itu?’ ‘mengapa mereka merasa seperti itu?’ Sejak usia dini, anak dapat diajarkan untuk lebih mnegerti orang-orang di sekitar mereka. Orangtua dapat menarik perhatian balita mereka dengan menunjukan bagaimana dampak perbuatan mereka terhadap perasaan orang lain.

8.    Kecerdasan Natural
Kecerdasan mencintai keindahan alam (naturalist intelligence) adalah kemampuan untuk menangkap informasi melalui keindahan alam. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati gejala alam seperti hujan, angin, banjir, pelangi, siang-malam, panas-dingin, bulan-bintang, dan matahari.

Anak-anak dengan kecerdasan naturalis memiliki ketertarikan terhadap lingkungan alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia dini.  Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam.  Mengenalkan hutan pada anak dapat pula menjadi sarana untuk merangsang kecerdasan naturalis anak. 

-          Berkebun
Umumnya anak-anak senang bermain di kebun. Ajaklah anak­anak ke kebun dan ajari mereka menanam tumbuhan. Bagi mereka yang tidak memiliki tanah yang luas, kegiatan berkebun dapat dilakukan pada pot-pot kecil. Kegiatan ini bermanfaat bagi anak untuk merawat dan menyayangi tanaman. Kegiatan berkebun juga dapat dilakukan dengan kegiatan yang sederhana, misalnya dengan menanam seledri, cabe, atau menanam tanaman yang tidak memerlukan tempat yang luas

-          Beternak
Sama dengan berkebun, beternak bermnfaat bagi anak untuk merawat dan menyayangi hewan. Anak dapat dibelikan hewan peliharaan kesukaannya. Ajari anak cara merawatnya. Sediakan tempat yang tepat untuk memelihara hewan peliharaan. Hanya, perlu dicermati untuk tidak memelihara hewan langka dan liar

-          Membuang sampah pada tempatnya
Ini adalah satu kegiatan yang harus diajarkan pada anak sejak dini, agar anak terbiasa bersih dan menjaga kebersihan lingkungannya. Apabila lingkungan di sekitar anak terjaga kebersihannya, maka hewan dan tumbuhan di lingkungan tersebut juga akan terjaga kelestariannya

-          Menyayangi hewan liar
 Bersikaplah arif pada binatang apapun yang ada disekitar. Orang tua adalah contoh bagi anak. Orang tua dapat memberi contoh bagaimana berprilaku baik pada binatang, misalnya tidak membunuh semut, kecoa, atau binatang lainnya secara semena-mena. Jika orang tua tidak menyukai hewan-hewan tak diundang tersebut, maka usaha pencegahan lebih utama dilakukan. Usahakan lingkungan rumah selalu bersih sehingga hewan-hewan seperti tikus, kecoa tidak akan datang ke rumah kita dan kita tak perlu membunuhnya

9.    Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual belum lama dijadikan salah satu unsur  kecerdasan karena sifatnya relatif tidak langsung dirasakan. Kecerdasan spiritual (spritual intelligence) adalah kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Tuhan, hal ini tentunya sesuai dengan kepercayaan orangtua dan anak masing-masing.  Kemampuan ini dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama. Salah satunya orangtua bisa mendampingi anak-anak saat melihat ciptaan Tuhan berupa alam semesta dan benda-benda angkasa di alam terbuka. Atau ada sebagian besar orangtua yang sudah mengenalkan ritual ibadah sejak kecil dan mengajarkan anak mengucapkan kata-kata yang mengandung ucapan selamat dan sebagainya

8 Tips Menenangkan Anak Hiperaktif


Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak. Mereka tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi ini bisa membuat frustasi orangtua, guru, bahkan anak itu sendiri.
Anak hiperaktif disebut juga anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Terkadang anak hiperaktif perlu diberi obat untuk membantu mereka agar lebih tenang ke tingkat energi yang diterima secara sosial.

Bagi yang tidak ingin menggunakan obat-obatan atau suplemen, berikut ada cara alami baik fisik maupun psikologis untuk menangani energi berlebih dan menenangkan anak hiperaktif:

1. Bantu anak hiperaktif mengatur napasnya ketika anak ingin menenangkan diri, terutama jika anak merasa marah atau frustasi.
Dorong anak untuk mengambil napas dalam-dalam, hirup napas dari hidung dan buang melalui mulut secara perlahan.

2. Hilangkan stres pada anak hiperaktif dengan membiarkan anak mandi busa atau mandi air garam hangat.
Tambahkan satu atau dua mainan sederhana ke dalam bak mandi, tapi hindari memberi anak terlalu banyak mainan.

3. Beri stimulasi fisik pada anak hiperaktif dengan memberinya pijatan lembut. Sentuhan hangat dari Anda akan membuat anak tahu bahwa Anda mencintainya, selain itu, gerakan pijatan memiliki efek menenangkan.

4. Taruh perlengkapan aktivitas atau mainan yang dapat membuat anak tenang. Perlengkapan aktivitas atau mainan anak yang tenang antara lain teka-teki, cat, peralatan membuat perhiasan,dan buku-buku favorit.
Taruh di dekat mainan anak yang lain, sehingga anak bisa menggunakannya saat dia ingin tenang sebentar.

5.Atur suasana ruangan dengan menjaga pencahayaan yang redup atau menyetel musik relaksasi ketika anak hiperaktif butuh ketenangan.

6.Lakukankah aktivitas secara rutin setiap harinya, sehingga anak hiperaktif tahu apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan darimereka. Persiapkan anak ketika akan melakukan aktivitas yang tidak biasa dan jelaskan apa yang akan terjadi. Selain itu, diskusikan juga bagaimana cara mereka tetap tenang bahkan dengan kegembiraan yang mungkin akan mereka alami dari kegiatan yang berbeda tersebut.

7. Hindarkan anak dari minuman dingin, gula, pewarna makanan, dan bahan pengawet dalam makanan yang bisa menyebabkan agitasi.

8. Sediakan waktu untuk menampung energi ekstra, seperti lari berkeliling dan berolahraga.

Ini akan membantu anak hiperaktif tahu bahwa ada waktu dan tempat untuk
melepaskan kelebihan energi, sehingga membantu anak tetap tenang dalam situasi lainnya.[]

Sumber : http://oketips.com/746/8-tips-menenangkan-anak-hiperaktif/

Friday, January 9, 2015

SUMBER KALSIUM SELAIN SUSU

KALSIUM

 Kalsium merupakan zat yang amat dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang anak.
Optimal, 99 persen kalsium dalam tubuh ada dalam tulang. Maksimalkan asupan Kalsium Sejak Dini untuk Tulang yang Kuat bagi anak-anak anda, karena Tulang adalah pilar utama yang menyangga tubuh dan bertugas melindungi organ dalam seperti jantung, paru- paru dan otak.

Tulang juga merupakan komponen utama yang menentukan kemampuan motorik seseorang selain otot.

Proses pembentukan tulang yang paling penting terjadi sejak usia bayi hingga pubertas, oleh sebab itu asupan kalsium harus cukup sejak dini untuk membentuk tulang yang kuat.

Manfaat Kalsium untuk anak :
untuk pembentukkan:
  1. tulang dan gigi 
  2. proses pembekuan darah
  3. sistem metoabolisme tingkat sel
  4. sistem perkembangan persarafan

Kebutuhan kalsium untuk anak usia 1-9 tahun adalah 500-600 mg/hari menurut standar Keputusan Menteri Kesehatan No. 1593 tahun 2006.Yang penting orangtua bisa mengatur menu makan anak sehari-hari agar semua kebutuhan gizi anak tercukupi, baik melalui makanan pokok maupun camilan apalagi untuk anak yang sulit makan.

Gejala awal kekurangan kalsium:
  1. tubuh menjadi lesu, Lemah,berkeringat,
  2. Kram otot,
  3. Nyeri perut,
  4. Gangguan tidur
  5. selanjutnya bisa terjadi kejang dan pembentukan tulang tidak optimal yang bisa menyebabkan tulang keropos (osteoporosis) serta proses pembekuan darah terganggu.
Akibat kelebihan kalsium :
  1. penyumbatan pada fungsi ginjal
  2. perkembangan metabolisme yang tidak efektif
Agar kalsium mudah diserap, tubuh harus mempunyai sistem pencernaan yang bagus dan mengonsumsi makanan mengandung kalsium yang mudah diserap  oleh tubuh. Untuk mencegah kekurangan kalsium sebaiknya dengan diet yang begizi dan seimbang, mengonsumsi makanan mengandung kalsium yang cukup.

MAKANAN SUMBER KALSIUM (selain dari susu) :
Sayuran daun hijau,Biji- bijian,Kacang- kacangan(dan olahannya),Daging,Telur,dan produk-produk susu
1. Keju dan makanan yang terbuat dari keju.
2. Yoghurt.
3. Produk olahan susu
4. Ikan  yang dimakan bersama tulangnya.
5. Sayuran yang berwarna hijau gelap seperti Brokoli, lettucebok choy, sawi, dan sayuran berdaun hijaun seperti bayam, kangkung dan lain lain.
6. Biji-bijian , contoh wijen
7. Jus jeruk.
8. Kacang kedelai dan makanan yang terbuat dari kedelai.
9. Susu kedelai.
10. Roti, makanan yang berasal dari biji bijian, wafel.

Padukan dengan vitamin D
Vitamin D juga penting untuk kesehatan tulang, dan memiliki hubungan yang bersinergi dengan kalsium. Disarankan agar tubuh terkena paparan matahari selama 15 menit per hari. Namun, sinar matahari yang dimaksud adalah sinar yang sehat, di bawah pukul 09.00. Sinar matahari bisa membantu tubuh membangun vitamin D secara alami, namun biasanya tetap dibutuhkan suplemen terpisah untuk mencukupi kebutuhan tubuh.

Sumber :

Rahasia di Balik Keajaiban ASI

Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate(IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI atau Air Susu Ibu (Notoatmodjo S, 2007)

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar.

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun.

Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi.

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja.

Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.

Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4%-12%, sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1%-13% sedangkan di pedesaan 2%-13%.

Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu tersebut menyusui. Didapatkan juga bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif (Roesli U, 2005).

Pada ibu yang bekerja, singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif. Dari berbagai penelitian menunjukan banyak alasan untuk menghentikan ASI dengan jumlah yang bervariasi : 13% (1982), 18,2% (Satoto 1979), 48% (Suganda 1979), 28% (Surabaya 1992), 47% (Columbia), 6% (New Delhi).

Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat, menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.

Artikel ilmiah populer berikut ini akan membahas tentang:
A. Definisi ASI Eksklusif
B. Pengelompokan (Stadium) ASI
C. Waktu Pemberian ASI Eksklusif
D. Komponen-komponen ASI
E. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi
F. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu
G. Manfaat ASI Eksklusif untuk Negara
H. Urutan Tindakan Menyusui
I. Teknik Menyusui
J. Tips Agar ASI Lancar
K. Mengapa Susu Formula?
L. Fakta Seputar ASI, Prolaktin, dan Oksitosin
M. Mitos Seputar ASI
N. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
O. Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja
P. Cara Memeras ASI dengan Tangan dan Penyimpanan ASI
Q. Tanda Bayi Siap Mendapatkan Makanan Padat

A. Definisi ASI Eksklusif
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli U, 2005).

B. Pengelompokan (Stadium) ASI
Menurut Purwanti HS (2004), ada tiga stadium ASI:
ASI Stadium I
ASI Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari keempat. Warna kuning keemasan kolostrum disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
ASI Stadium II
ASI Stadium II adalah ASI peralihan, yang diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
ASI Stadium III
ASI Stadium III adalah ASI matur, yang diproduksi dari hari ke-10 sampai seterusnya.

C. Waktu Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli U, 2005).

D. Komponen-komponen ASI
Menurut Alkatiri S (1996) dan Suradi R, Tobing HKR (2004), komponen-komponen di dalam ASI antara lain: protein, laktosa, lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60% diantaranya berupa whey, yang lebih mudah dicerna dibandingkan kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotinoid. Di dalam ASI juga terdapat asam amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat di dalam susu sapi. Sistin untuk pertumbuhan somatik (tubuh), sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

Kadar elektrolit dalam ASI lebih rendah daripada yang terkandung di dalam susu formula, ini menguntungkan mengingat kondisi ginjal bayi yang belum sempurna.

Kadar vitamin A, C, D, E dan niasin di dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula. Sedangkan kadar vitamin neurotopik, seperti: thiamin, riboflavin, dan sianokobalamin di dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula.

ASI juga mengandung zat untuk melawan/memberantas jasad renik, seperti sel T dan imunoglobulin, yang merupakan pertahanan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosim, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahanan tubuh non-spesifik. Dengan mengikat zat besi, laktoferin telah berperan menghambat pertumbuhan Stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat menghambat pertumbuhan jamur kandida.

Selain itu, Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme, seperti E.coli (yang sering menyebabkan bayi menderita diare), shigella, dan jamur.

E. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi
Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi adalah:
  1. ASI sebagai nutrisi.
  2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh.
ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).
  1. ASI meningkatkan kecerdasan.
Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6).
  1. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.
Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya. Si bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga.
  1. ASI eksklusif sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
  2. Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.
  3. ASI eksklusif dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan pada bayi.
  4. ASI eksklusif melindungi bayi dari serangan alergi.
  5. ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara bayi.
  6. ASI eksklusif membantu pembentukan rahang yang bagus.
  7. ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
  8. ASI eksklusif menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.
  9. ASI eksklusif menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.
F. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu
Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif untuk ibu adalah:
  1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
  2. Mengurangi terjadinya anemia.
  3. Menjarangkan kehamilan.
  4. Mengecilkan rahim.
  5. Lebih cepat langsing kembali.
  6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur.
  7. Kebersihannya terjamin, karena ASI sangat higienis.
  8. Lebih ekonomis (murah), bahkan gratis.
  9. Hemat waktu dan tidak merepotkan.
  10. Mudah pemberiannya karena tidak perlu diolah.
  11. Segar, siap pakai, sewaktu-waktu dapat diberikan.
  12. Portabel (mudah dibawa kemana-mana) dan praktis.
  13. Memberi kepuasan psikologis dan kebahagiaan bagi ibu.
G. Manfaat ASI Eksklusif untuk Negara
Menurut Roesli U (2005), pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal berikut:
  1. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
  2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran nafas.
  3. Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.
  4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara.
  5. Langkah awal untuk mengurangi dan menghindari terjadinya lost generation di Indonesia.
H. Urutan Tindakan Menyusui
Menurut Purwanti HS (2004), ada sepuluh urutan tindakan menyusui:
  1. Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan seperti: kapas, air hangat, handuk kecil yang bersih atau tisu, bantal untuk penopang bayi, selimut kecil, dan penopang kaki ibu. Siapkan sesuai kebutuhan.
  2. Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikanlah kepala agar tidak terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus lurus (tidak membungkuk).
  3. Mula-mula pijatlah payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting susu untuk menjaga kelembaban puting. Lalu oleskan puting susu ibu ke bibir bayi untuk merangsang refleks isap bayi (rooting reflex).
  4. Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan bagian bawah areola mammae hingga bayi membuka mulutnya.
  5. Setelah bayi siap menyusu, masukkan puting susu sampai daerah areola mammae masuk ke mulut bayi. Pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar ke arah ibu. Jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi tidak tertekan payudara ibu.
  6. Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman.
  7. Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara untuk mempertahankan produksi ASI tetap seimbang pada kedua payudara.
  8. Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri.
  9. Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan dengan meletakkan bayi telungkup lalu punggungnya ditepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan telungkup di pangkuan dan tepuklah punggung bayi.
  10. Bila menghadapi masalah, segeralah hubungi petugas kesehatan yang memahami tata laksana ASI.
I. Teknik Menyusui
Secara ringkas, teknik menyusui adalah seperti berikut ini (Suradi R, Tobing HKR, 2004):
  1. Memegang payudara ibu jari di atas, empat jari di bawah.
  2. Tubuh bayi menghadap ibu.
  3. Telinga dan lengan segaris.
  4. Dagu bayi menempel payudara.
  5. Areola masuk mulut bayi.
  6. Melepas isapan dengan menekan dagu atau menggunakan jari kelingking ibu.
  7. Menyendawakan bayi di pundak atau paha ibu.
  8. Menggunakan dua payudara bergantian.
  9. Menyusui tanpa jadwal.
J. Tips Agar ASI Lancar
Berikut ini sembilan tips dari Tabloid Mingguan Nakita (15-21 Juni 2009) yang perlu dilakukan ibu demi mendukung produksi ASI:
  1. Carilah informasi tentang keunggulan ASI eksklusif saat ibu sedang hamil untuk menimbulkan motivasi menyusui.
  2. Saat persalinan tiba, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dapat memberi ASI on demand (saat dibutuhkan).
  3. Siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk menyusui. Hal ini akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI.
  4. Dukungan suami sangat diperlukan. Jangan takut ditinggal suami karena payudara menjadi jelek. Menyusui tidak mengubah bentuk payudara Anda.
  5. Belajarlah cara dan posisi menyusui yang benar.
  6. Janganlah memberi makanan/minuman apapun selain ASI pada bayi yang baru lahir.
  7. Carilah suasana yang tenang dan bersikaplah rileks saat menyusui.
  8. Hindarilah stres.
  9. Konsumsilah makanan bergizi, buah-buahan, dan rajinlah minum air putih setidaknya 8-10 gelas per hari.
K. Mengapa Susu Formula?
Beberapa alasan yang mendasari pemberian susu formula kepada bayi menurut Dini Dachlia (1996) adalah sebagai berikut:
  1. ASI belum keluar, sebagai sambilan ketika ASI belum banyak atau karena merasa ASI kurang.
  2. Puting payudara masuk sehingga ASI sulit keluar.
  3. Mencoba-coba agar terbiasa ketika anak ditinggal kerja.
  4. ASI terasa kurang akibat mengonsumsi obat perangsang haid.
L. Fakta Seputar ASI, Prolaktin, dan Oksitosin
Menurut Nelson (1996) dan Mexitalia M (2004), ada beberapa fakta seputar ASI, prolaktin, dan oksitosin yang perlu diketahui:
  1. Mulainya lagi menstruasi seharusnya tidak menghalangi kelanjutan menyusui.
  2. Tinja bayi yang minum ASI memiliki pH yang lebih rendah daripada tinja bayi peminum susu sapi.
  3. Kadar vitamin K yang rendah pada ASI dapat menyebabkan penyakit perdarahan pada neonatus (bayi baru lahir), sehingga pemberian 1 mg vitamin K1 secara parenteral pada saat lahir dianjurkan untuk semua bayi, terutama bayi yang akan diberi ASI.
  4. Penyakit hemolitik bayi baru lahir (erythroblastosis fetalis) bukan kontraindikasi pemberian ASI.
  5. Jika ibu yang sedang menyusui menderita hepatitis B, bayi harus mendapat protokol imunisasi yang dipercepat dengajn dosis pada saat lahir, 1 bulan, dan 2 bulan.
  6. Ada dua hormon yang bekerja pada proses menyusui, yaitu: prolaktin dan oksitosin.
  7. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang prolaktin:
    1. Prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari sangatlah penting untuk mempertahankan laktasi.
    2. Prolaktin membuat ibu rileks bahkan terkadang mengantuk, sehingga ibu tetap dapat beristirahat meskipun menyusui malam hari.
    3. Hormon yang berkaitan dengan prolaktin dapat menekan pematangan sel telur, maka menyusui dapat membantu menunda kehamilan.
  8. Beberapa tanda dan perasaan bahwa refleks oksitosin berjalan adalah:
    1. Ibu merasa ada perasaan memeras dan menggelitik di dalam payudara sesaat, sebelum, dan sesudah menyusui.
    2. ASI mengalir dari payudara saat ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisan bayi.
    3. ASI menetes pada payudara sebelahnya saat bayinya mengisap/menetek.
    4. ASI memancar halus saat bayi menghentikan menetek di tengah menyusui.
    5. Nyeri karena kontraksi rahim, terkadang dengan aliran darah saat menyusui dalam minggu pertama.
    6. Isapan serta menelan yang pelan dan dalam oleh bayi, menunjukkan bahwa ASI mengalir ke dalam mulutnya.
M. Mitos Seputar ASI
Inilah beberapa mitos seputar ASI dan ibu menyusui yang sangat menyesatkan dan merugikan masyarakat (Rosita S, 2008 dan Suradi R, Tobing HKR, 2004):
  1. Selama menyusui harus keramas tiap pagi biar darah putih tidak naik ke kepala dan menyebabkan kebutaan.
  2. Menyusui membuat payudara kendur dan tidak bagus lagi.
  3. ASI bisa basi dan harus dibuang.
  4. Setelah keluar rumah, ASI harus dibuang dulu agar bayi tidak gumoh.
  5. Ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang pedas dan amis.
  6. Setelah ke kamar mandi harus membuang ASI pertama dan minum air hangat.
  7. Ibu menyusui tidak boleh minum es dan air panas.
  8. ASI yang putih kental, seperti santan, lebih bagus dari ASI yang encer.
  9. ASI bisa merusak kulit bayi.
  10. Tidak boleh menyusui saat Maghrib.
  11. ASI tidak boleh mengenai alat kelamin bayi pria.
  12. ASI yang tidak terminum menyebabkan kanker.
  13. ASI membuat anak obesitas.
  14. Makan ayam arak akan membuat ASI lancar dan bayi cepat gemuk.
  15. ASI hari pertama harus dibuang.
  16. Bayi yang hanya minum ASI butuh asupan vitamin D.
  17. Sebelum menyusui puting harus dibersihkan terlebih dahulu.
  18. Dengan memompa atau memerah ASI seorang ibu bisa tahu seberapa banyak produksi ASI-nya.
  19. ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk kebutuhan bayi.
  20. Menyusui membuat ibu repot dan tidak bisa beraktivitas.
  21. Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak bayi menyusu pada ibunya.
  22. Kecanggihan teknologi memungkinkan kandungan susu formula hampir sama dengan kandungan ASI.
  23. Seorang ibu perokok sebaiknya tidak menyusui bayinya.
  24. Ukuran payudara yang kecil sehingga tidak mungkin menyusui.
  25. Menyusui membuat ibu menjadi gemuk.
  26. Menyusui menyebabkan diare.
  27. Pada masyarakat To Bunggu, Sulawesi Selatan, makanan tambahan (selain ASI) diberikan sebagai penenang agar bayi tidak selalu menangis.
  28. Di pulau Lombok, penduduknya percaya bahwa ASI tidak cukup membuat bayi cepat besar dan kuat, sehingga diberi makanan tambahan pada usia bayi sangat dini. Di usia tiga hari kelahirannya, si Bayi sudah diberi nasi pakpak, yaitu nasi yang sudah dikunyah sang Ibu hingga lembut, lalu isuapkan pada bayi.
N. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
Pentingnya pemberian ASI eksklusif telah dituangkan di dalam Instruksi Presiden No. 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu makanan rakyat dan Kepmenkes No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia. Peraturan terbaru ini disertai dengan ”Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)” yang meliputi:
  1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
  2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dalam hal keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
  3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
  4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
  5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
  6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
  7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
  8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.
  9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
  10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
O. Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja
Menurut Mexitalia M (2004), ibu yang bekerja dan tetap menyusui anaknya setelah bekerja memiliki beberapa keuntungan, yaitu: meningkatkan produktivitas kerja, menurunkan angka absensi antara lain karena anak sakit, dan menurunkan ketegangan ibu. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul saat ibu bekerja, pedoman berikut ini dapat dipakai.
* Sebelum melahirkan
Komunikasikan rencana untuk menyusui setelah melahirkan dengan atasan atau pemilik perusahaan tentang:
  1. Lama cuti melahirkan.
  2. Diskusikan saat istirahat makan siang atau waktu lain untuk memeras ASI, tempat yang memadai untuk memeras ASI sekaligus meyimpannya.
  3. Kemungkinan untuk bekerja sebagai tenaga penuh, paruh waktu, atau dimungkinkan tetap bekerja di rumah.
  4. Pelajarilah aturan tentang menyusui pada ibu bekerja.
* Saat cuti melahirkan
  1. Pertahankan kelangsungan menyusui dengan menyusui eksklusif selama mungkin.
  2. Hindari menggunakan dot atau botol samapai menyusui menjadi mantap, umumnya 3-4 minggu pertama.
  3. Mempelajari cara pemberian ASI yang diperas dengan gelas/sendok (lebih dianjurkan) atau dengan botol saat bayi berusia 4 minggu.
  4. Pastikan ada tempat penitipan bayi di (dekat/sekitar) tempat bekerja atau ada pengasuh untuk bayi apabila bayi ditinggal di rumah.
  5. Melatih cara mengeluarkan ASI dengan diperas atau dipompa.
  6. Memilih baju kerja yang memungkinkan memeras ASI dengan nyaman.
* Saat kembali bekerja
  1. Kurangi kecemasan dan hindari kelelahan bekerja dengan istirahat yang cukup.
  2. Pastikan perlengkapan untuk memeras/memompa ASI serta almari es dan kotak pendingin ada di tempat kerja.
  3. Bawalah foto bayi Anda ke tempat kerja.
  4. Susuilah bayi sesaat sebelum berangkat bekerja dan sesegera mungkin setelah pulang dari tempat kerja.
  5. Ingatkan pengasuh bayi untuk tidak memberikan susu dengan botol mendekati ibu pulang dari kerja.
  6. Keluarkanlah ASI setidaknya setiap 3 jam untuk menghindari engorgement(pembengkakan/mbangkaki – Jw.).
  7. Pakailah baju yang nyaman sehingga mudah untuk menyusui/memeras ASI.
  8. Susuilah bayi lebih sering pada malam hari dan pada akhir minggu.
  9. Berkonsultasilah segera pada dokter/petugas kesehatan jika timbul masalah.
P. Cara Memeras ASI dengan Tangan dan Tempat Penyimpanan ASI
Cara Memeras ASI dengan Tangan
Berikut ini cara memeras ASI sesuai standar WHO/UNICEF (1993):
  1. Cucilah tangan sampai bersih, duduk/berdiri dengan nyaman dan pegang cangkir/mangkuk bersih dekat ke payudara. Letakkan ibu jari di atas puting dan areola dan jari telunjuk di bagian bawah puting dan areola berlawanan dengan ibu jari dan jari lain menopang payudara.
  2. Tekanlah ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu, lalu tekanlah sampai teraba sinus laktiferus, yakni tempat penampungan ASI di bawah areola.
  3. Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit berarti tehniknya salah. ASI akan mengalir terutama bila refleks oksitosinnya aktif.
  4. Tekanlah dengan cara yang sama disisi sampingnya untuk memastikan memerasnya dari semua segmen payudara.
  5. Hindarilah mengelus jari pada kulit payudara, namun sebaiknya seperti menggelinding.
  6. Hindari memencet puting karena hal ini sama dengan jika bayi mengisap pada puting.
  7. Peraslah ASI selama 3-5 menit sampai ASI berkurang pada satu payudara, lalu berpindahlah ke payudara sisi satunya, demikian terus sampai kosong.
  8. Memeras ASI memerlukan waktu 20-30 menit. Usahakan tidak terlalu cepat dari waktu yang ditentukan itu.
Tempat Penyimpanan ASI
Temperatur ruangan
Kolostrum (17-32 ºC)
: 12 jam
ASI (19-25 ºC)
: 4-8 jam
Almari es
ASI (0-4 ºC)
: 1-8 hari
Freezer
Freezer bagian dari lemari es (beku)
: 2 minggu
Freezer terpisah, tertutup (beku)
: 3-4 bulan
Peti khusus freezer (-19 ºC)
: 6 bulan
(Sumber: Mexitalia M, 2004)

Q. Tanda Bayi Siap Mendapatkan Makanan Padat
Berikut ini tanda bayi siap mendapatkan makanan padat (Mexitalia M, 2004):
  1. Saat didudukkan mampu menyangga kepala.
  2. Gerakan ekstrusi hilang (saat bayi diberi makanan di lidahnya, bayi tidak akan menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan lidahnya itu).
  3. Bayi mampu mengunyah.
  4. Mampu untuk mengambil makanan dengan tangan dan memasukkan ke dalam mulut.
  5. Keinginan untuk menyusu lebih lama atau sering yang tidak diakibatkan karena bayi sakit atau ada perubahan kebiasaan bayi.
PENUTUP
Memperhatikan manfaat yang bisa diperoleh dari pemberian ASI eksklusif, diharapkan artikel ini bisa membuka cakrawala, menyibak tirai pengetahuan masyarakat, terutama kaum ibu hamil, di dalam mendidik dan memelihara anaknya.
Semoga semua yang tertulis di dalam artikel ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan maksimal oleh semua pihak sehingga melalui ASI eksklusif lahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang beriman, cerdas, dan sehat secara mental, emosional, sosial, budaya, dan spiritual.
Akhir kata, penulis kutip mutiara ASI eksklusif sebagai penutup artikel ini:
“Breastfeeding is important for the healthy growth and development of all babies. Scientist confirm what mothers have always known: breastfeeding is more than just feeding and breastmilk is more than just a food.” (Dr. Georg Petersen)
“Imunisasi bayi ibu setiap hari dengan memberinya ASI eksklusif.” (International Lactation Consultant Association)
“Pengertian dan dukungan Ayah dalam upaya pemberian ASI eksklusif adalah suatu investasi yang berharga.” (Dr. William Sears)
“Untuknya adalah yang terbaik. Tiada yang dapat menandinginya. Air susu ibu adalah mata air kehidupan baginya dan sentuhan Ayah adalah kekuatannya.” (Dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI.)

DAFTAR PUSTAKA
  1. Alkatiri S. Kajian Imunoglobulin di Dalam ASI pada Berbagai Status Gizi Ibu Menyusui dan Tingkat Kesehatan Bayi yang Disusui. Airlangga University Press. Surabaya. 1996;21-24.
  2. Anonim. Tips Agar ASI Lancar. Tabloid Mingguan Nakita No. 533/TH XI/15-21 Juni 2009. Hlm 23.
  3. Dachlia D. Alasan yang Mendasari Ibu Memberikan Susu Formula sebagai Pengganti ASI Sebelum Bayi Berusia 4 Bulan.
  4. Mexitalia M. Exclusive Breastfeeding and The Right Time of Weaning. Nestle Nutrition Update. Makasar. 12-14 Maret 2004.
  5. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM (Ed). Nelson Textbook of Pediatrics. 15/E. W.B. Saunders Company. Philadelphia. 1996.
  6. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2007;243-245.
  7. Purwanti HS. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. EGC. Jakarta. 2004;25-28,56-61.
  8. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2005;6-14.
  9. Roesli U. Pedoman Pijat Bayi. 3rd Ed. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2005.
  10. Rosita S. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Ayyana. Yogyakarta. 2008;9-22.
  11. Suradi R, Tobing HKR (Ed.). Manajemen Laktasi. Cetakan Ke-2. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Jakarta. 2004.
  12. WHO/UNICEF. Breastfeeding counseling a training course, participants’ manual. WHO. 1993.