Tuesday, December 24, 2013

PERJUANGAN MENYUSUI SAAT HAMIL

Berikut adalah kisah seorang ibu yang mempertahankan ASI eksklusif untuk anak keduanya selagi dia hamil anak ketiganya .

Bagaimanapun itu tidak ada alasan untuk tidak memberi ASI kepada anak . SALUT

Demi memberi ASI sampai 2 tahun : Saya Menyusui saat Hamil
Written by Arifah Handayani Tuesday, 19 May 2009 23:57

Berbagai perasaan berkecamuk, waktu saya menerima hasil tes kehamilan anak ke-3. Bingung, sedih dan kuatir begitu berat menggelayut hati. Saya harus tetap mensyukuri titipan ini, tapi di sisi lain gundah pun tak terbendung. Sebab utamanya adalah saat itu anak ke-2 saya Fella, belum genap 8 bulan, sedang kandungan sudah masuk bulan ke-2. Bidan yang mengkonfirmasi kehamilan langsung melarang saya menyusui Fella,hancur hati ini melihat air matanya saat beberapa kali saya berusaha menyapih. Bukan salah Fella bunda hamil lagi, tapi kenapa harus Fella yang paling dirugikan.

Syukurlah, kehamilan ketiga nyaris tidak ada keluhan. So, masalah saya hanya bagaimana menyapih Fella. Tapi hingga minggu ketiga kehamilan terungkap saya tetap tidak berhasil. Saya pun mulai mencari literatur untuk mencari tahu secara ilmiah apa yang harus saya lakukan. Antara sedih harus menyapih dan kuatir janin yang saya kandung kurang gizi. Walaupun selama tiga minggu masa “bingung” saya makan protein 2kali lipat biasanya, dengan asumsi ada 2 makhluk yang bergantung nasibnya pada makanan yang saya makan.Alhamdulillah, Allah menolong saya. Menurut satu literatur moderen yang bicara tentang manajemen laktasi, saya sama sekali tidak perlu menyapih Fella. Katanya “Alam sudah mengatur untuk mendahulukan nutrisi janin, kemudian bahan baku ASI, baru memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh Ibu. Jadi kalo ibu baik-baik saja, tidak pusing dan lemas, atau menunjukkan tanda malnutrisi lain, tidak ada salahnya untuk menyusui saat hamil. Meski ini bukan kondisi ideal untuk hamil.” Bahkan literatur itu juga menyatakan, “Setelah bayi lahir, kakaknya tetap harus disusui sampai 2 tahun secara tandem dengan selalu mendahulukan kebutuhan ASI adik bayi.”Saya pun sujud syukur, bahagia sekali rasanya bisa keluar dari dilema ini tanpa rasa bersalah. Dengan berucap Bismillah, saya berjanji untuk tetap menyusui Fella hingga 2 tahun apapun yang terjadi, dan menitipkan nasib janin di kandungan pada Allah. Saya juga mulai makan teratur dan buanyak karena mudah lapar. Juga minum suplemen vitamin, tambah darah dan kalsium. Bahkan saking serunya nambah asupan protein Fellasampai kena alergi kulit, karena bunda makan terlalu banyak protein hewani. Akhirnya Faza pun lahir, katanya bayi cowok nyusu lebih banyak, sempet deg-degan juga. Karena 2 kakaknya cewek semua.

Saya hanya satu malam dirawat, begitu pulang hal pertama yang saya lakukan adalah belajar menyusui dua anak sekaligus. Can You magine…? Menyusui satu bayi sambil bobok miring… sementara kakaknya nangkring di tas tubuh saya… Dengan kondisi jahitan post partum yang masih nyer-nyeran sekali. da rasa kuatir ASI tidak cukup, padahal kali ini saya rencana memberi bayi ASI ksklusif 6 bulan.Segala puji bagi Allah, 6 bulan Faza dapat ASI ekslusif tanpa tambahan apapun, dan ella 21 bulan masih tetap dapat ASI. Waktu Faza umur 10 bulan, Fella baru disapih. aya kira bakal kurang penderitaan karena ASI masih disedot Faza. Ternyata tetap aja bengkak, padahal sengaja Faza tidak saya beri makan selama masa menyapih Fella untuk mengurangi derita. Faza sampai gigit puting saya, dia kesal sudah kenyangmasih dipaksa menyusu terus. kejutan datang lagi. Belum 2 bulan Fella disapih, ternyata saya sudah hamil lagi.

Saya benar-benar tidak sempat memikirkan KB, karena saya hanya sekali mensturasi selama menyusui tandem, itu pun waktu saya sedang repot menyapih Fella. Sama sekali tidak terpikir pergi ke bidan untuk KB. Eh koq langsung hamil. Sambil terus menata hati untuk tetap mensyukuri titipan Allah ini, kembali saya menjalani masa hamil sambil menyusui plus merawat 2 batita. Alhamdulillah, kali ini saya benar-benar fit.Bahkan mampu bersepeda dengan Fella bonceng di belakang dan Faza di depan, sampai kandungan yang sudah 6 bulan mentok kursi bayi di stang sepeda.

Semua berjalan begitu cepat, tiba waktunya saya melahirkan. Saat itu fella berumur 2 tahun 10 bulan, dan Faza 18 bulan. Anak ke-4 cowok lagi, Ghazi namanya. Setelah dirawat semalam, di rumah saya harus menyusui dua bayi lagi. Dengan rasa sakit post partum lebih parah dari sebelumnya, kata Bu Bidan kandungan harus istirahat minimal 3 tahun karena perlukaan pasca melahirkan sebelumnya tidak pernah sembuh sempurna. Makanya sakit minta ampun, bukan mules tapi perih rasanya di rahim.Atas izin Allah Ghazi tumbuh lebih pesat dari Faza waktu seumurnya, mungkin karena faktor genetis, dan mendapat ASI Eksklusif 6 bulan juga. Tetapi Faza sulit disapih dan cukup agresif pada adiknya dibanding Fella, untung Ghazi besar jadi tidak begitu terjajah. Menjelang 3 tahun Faza baru berhasil diberi pengertian dan sedikit tekanan untuk mau disapih. Sekarang Ghazi sudah 2 tahun lebih sebulan, masih belum mau disapih. Padahal saya mulai sibuk membuat tulisan dan terima order terjemahan, jadilah saya menyusui sambil mengetik di depan komputer. Demi memberi ASI apapunakan saya lakukan.Banyak halangan untuk menyusui saat hamil dan menyusui secara tandem. Baik secara tehnis internal antara saya sebagai bunda dan dua bayi yang sering bersaing dalam menyusu. Maupun secara eksternal, yang sering memberi hambatan psikologis, seperti tulisan kontra di literatur sampai komentar para orang lain yang tidak setuju dan menyalahkan kehamilan yang begitu rapat (Is there anything in the world that can stop Allah SWT from sending a baby to a mother’s womb ? Most precious gift from Heaven even when it come unexpected. All we have to do is saying Alhamdulillah from the bottom of our heart and gladly accept it). Katanya kalau masih menyusui saatbunda hamil lagi akan berakibat buruk bagi bayi dan janin. Tapi kenyataannya, saya tidak mengalami satupun hal negatif yang menurut sejumlah sumber mungkin terjadi saat hamil sambil menyusui.Masa paling berat dalam menyusui secara tandem adalah waktu salah satu sakit, keduanya pasti akan saling tertular. Saat sakit mereka tidak mau makan, praktis nutrisi hanya dari ASI, padahal semua ibu pasti merasakan betapa sulit menelan makanan saat buah hati sakit. Untunglah daya tahan tubuh ketiga balita saya kuat, penyakit paling lama menyerang 3 sampai 4 hari. Saya tidak pernah memberi ketiga batita saya antibiotik selama pemberian ASI, kecuali sekali saat Fella dan Ghazi terkena radang saluran telinga. Bahkan Faza belum pernah sekalipun hingga detik ini menelan antibiotik. Obat herbal adalah senjata saya. Berkat rahmat Allah, dengan ASI ketiga batita saya tumbuh sehat dan cerdas.Teman-teman para bunda yang saya cintai, asal ada niat kuat tidak ada alasan untuk berhenti memberi bayi ASI sebelum 2 tahun. Karena ASI adalah syurga pertama yang dapat kita berikan pada buah hati di Golden Agenya. Semua literatur yang saya baca bahkan Kitab Al Qur’an sendiri menyerukan untuk memberi ASI hingga 2 tahun. Karena saat itulah otak berkembang paling pesat hingga 80% dari total massanya saat dewasa dan ASI dengan segala keistimewaannya adalah bahan baku terbaik untuk membangun otak. Sadarilah bahwa syurga di bawah telapak kaki ibu bukan barang gratisan, hanya bunda yang mau mensyurgakan anak-anaknya berhak atas syurga ditelapak kakinya. Sekarang semua sarana sudah tersedia lengkap untuk mendukung pemberian ASI, bahkan saat bunda harus pergi kerja. Apa masih ada alasan yang pantas diterima untuk tidak memberi ASI ???

SUKSES MENYUSUI DENGAN PUTING DATAR

Banyak yang ketika hamil dan mempunyai payudara dengan puting datar sudah membayangkan tidak akan bisa menyusui atau pasti bayi akan susah menyusui ataupun berbagai alasan.

Puting Datar / Rata

Seringkali kita mendengar bahwa ibu A tidak sukses memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena putingnya rata/data, sehingga bayinya tidak dapat menghisap puting. Lalu ada lagi ibu B yang terpaksa menggunakan ‘penyambung puting’ supaya bisa menyusui bayinya. Tapi alih-alih berhasil, ibu B malah tidak merasa nyaman pada payudara/putingnya.

Lalu, apa sih yang disebut dengan puting datar itu? Dan bagaimana solusi bagi para ibu yang memiliki puting datar/rata/terbenam ini agar dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya?

Sebenarnya apapun bentuk puting yang ibu miliki, bukan menjadi kendala bahwa ibu tidak bisa menyusui bayinya. payudara dengan bentuk puting apapun tetap bisa untuk menyusui bayinya, asal ibu mengetahui dan mau mempelajari teknik-nya.

Menurut jurnal-jurnal kesehatan dan menyusui yang ada, bentuk-bentuk puting yang umum dijumpai pada setiap ibu adalah sebagai berikut:


Lalu, puting disebut datar/rata/terbenam (flat/depressed/inverted nipple) adalah ketika dijumpai putting tersebut tidak keluar seperti rata-rata puting yang dijumpai.

ini merupakan bentuk dari normal nipple atau puting normal ini merupakan bentuk dari flat nipple atau puting datar

Jadi flat nipple/putting datar/putting rata adalah putting yang hanya keluar sedikit dibandingkan rata-rata putting normal, dan sebenarnya bukan merupakan kendala yang berarti untuk menyusui.

Teknik Menyusui dengan Puting Datar/Rata (Flat/Depressed/Inverted Nipple)

Ketika ibu hamil menyadari, bahwa hanya sebagian kecil dari putingnya yang keluar, tenaga kesehatan menganjurkan untuk menarik-narik atau mencubit-cubit puting tersebut dengan harapan pada saat kelahiran bayinya putingnya sudah mulai timbul dan bayi dapat dengan mudah untuk menyusui. Dan biasanya pada saat trisemester akhir, ibu akan makin sering atau makin giat untuk menarik puting karena banyak yang mulai panik jika puting tidak keluar atau tidak timbul maka tidak akan dapat untuk menyusui dengan benar.

Menurut jurnal-jurnal menyusui yang ada, menarik-narik puting selama kehamilan terutama pada semester akhir dapat memicu kontraksi yang bisa menyebabkan kelahiran sebelum waktunya. Jadi tidaklah disarankan untuk menarik-narik puting pada saat kehamilan karena cukup berisiko pada kehamilan itu sendiri.

Yang perlu di perhatikan untuk payudara dengan puting datar dan terbenam adalah:
  • Selama hamil tidak perlu menarik-narik puting, menggunakan tempurung puting (breast shells), terutama pada trimester terakhir karena dapat memicu kontraksi dini (bayi dapat lahir premature).
  • Pada awal menyusui bisa sulit, tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan sangat membantu. Untuk itu diperlukan bantuan dari konselor/konsultan laktasi untuk membantu ibu dengan teknik posisi dan pelekatan pada saat bayi menyusu.
  • Perlu diingat, bahwa bayi menyusu dari payudara (areola/bagian lingkaran hitam pada payudara) BUKAN dari puting.
  • Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada payudara.
  • Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada saat menyusui, karena akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on) dengan benar pada payudara.
  • Coba beberapa posisi mendekap bayi. Contoh: cross-cradle dan football/clutch
  • Menegakkan puting sebelum menyusui / merangsang puting dengan menggunakan pompa payudara tangan, tabung suntik, atau menarik puting keluar akan membantu puting untuk keluar dengan maksimal.
  • Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah dengan jari-jari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara terlalu dekat ke putting (C hold, U hold)
Sebenarnya bentuk puting itu tidak menentukan apakah bisa atau tidak untuk menyusui, karena pelekatan yang benar pada proses menyusui adalah bukan menghisap puting tetapi memerah pabrik ASI yang terdapat disekitar areola. Yang harus diingat pada posisi pelekatan yang benar saat menyusui adalah:
  • CHIN: pastikan bahwa dagu bayi menempel pada payudara ibu
  • AREOLA: pastikan bahwa yang masuk kedalam mulut bayi adalah puting dan sebagian besar areola, bukan puting saja, dan areola yang berada di bagian bawah mulut bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada diatas mulut bayi
  • LIPS: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar keluar (memble) dan tidak terlipat kedalam ataupun berbentuk monyong
  • MOUTH: pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan menempelkan pada payudara ibu
Dengan teknik pelekatan mulut bayi yang benar pada payudara, serta kenyamanan yang diperoleh pada saat menyusui, akan memperlancar proses menyusui itu sendiri.

Jika ibu merasa belum menemukan cara/posisi yang pas untuk menyusui bayi ibu, karena memiliki puting rata/datar, segeralah bertemu dengan konselor laktasi untuk meminta bantuan.
Happy Breastfeeding with love!


Untuk pembukaan , Saya membuat blog ini agar bisa menjadikan kita semua baik ayah , ibu dan bayi menjadi berkualitas .

Dan hampir semua artikel yang saya share disini adalah copy an dari berbagai artikel yang sudah pernah ada terutama pada Grup Facebook "Tambah Asi Tambah Cinta "

Special Thanks To : Wynanda Wibowo karena sudah mengizinkan saya share banyak artikelnya disini

Semoga membantu




"ASI adalah makanan terbaik untuk bayi"
"seorang suami yang membuahi istrinya dengan sperma manusia yang dimilikinya , seharusnya mendukung istrinya untuk memberi susu manusia juga untuk bayinya"